Kepuasan hidup (life satisfaction) adalah
kesejahteraan psikologis secara umum atau kepuasan terhada kehidupan secara
keseluruhan. Kepuasan hidup merupakan keadaan sejahtera dan kepuasan hati,
yaitu kepuasan yang menyenangkan yang timbul apabila kebutuhan dan harapan
tertentu individu terpenuhi. Kepuasan hidup sering didefinisikan sebagai
kebahagiaan yang timbul dari pmenuhan kebutuhan dan harapan, dan merupakan
penyebab atau sarana untuk menikmati.
Berdasarkan pendekatan kognitif, kepuasan hidup
merupakan penilaian secara kognitif dimana seseorang membandingkan keadaannya
saat ini dengan keadaan yang dianggapnya sebagai standar ideal. Sedangkan
Menurut pendekatan quality of life, kepuasan hidup mengacu pada evaluasi
subjektif mengenai seberapa banyak kebutuhan, tujuan, dan nilai-nilai yang kita
punya telah terpenuhi dalam kehidupan. Dengan demikian, kesenjangan yang
dirasakan antara apa yang kita miliki dan apa yang kita inginkan menjadi
penentu tingkat kepuasan hidup atau ketidakpuasan seseorang.
Pengukuran Kepuasan Hidup pada Anak dan Remaja
Kepuasan hidup memiliki lima komponen, yaitu
Keinginan untuk Mengubah Kehidupan, Kepuasan Terhadap Kehidupan Saat Ini,
Kepuasan Hidup di Masa Lalu, Kepuasan Terhadap Kehidupan Di Masa Mendatang, dan
Penilaian Orang Lain Terhadap Kehidupan Seseorang. Berdasarkan pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan hidup merupakan kemampuan kognitif
individu dalam menilai kebahagiaan dalam hidupnya, yaitu penilaian akan
perasaan dan ketercapaian keinginan dan pengalaman yang dialami dalam kehidupan
individu. Selain itu kepuasan hidup merupakan gambaran perbandingan antara
peristiwa dan harapan dalam kehidupan individu. Kepuasan hidup merupakan ukuran
dari kebahagiaan, terdapat lima komponen dalam mengukur kepuasan hidup pada
remaja, yaitu:
1.
Kepuasan terhadap Keluarga Hubungan Remaja dengan keluarga pada
masa remaja awal cenderung memiliki jarak pemisah, karena terdapat perbedaan
pandangan orang tua kepada remaja bahwa mereka masih kanak-kanak, sedang remaja
merasa dirinya bukan lagi anak-anak, sehingga sering kali perbedaan ini menjadi
jurang pemisah hubungan harmonis dalam keluarga (Hurlock, 2009). Namun dalam
mencapai Kebahagiaan dan kepuasan hidup, remaja membutuhkan kasih sayang dari
orang lain, termasuk didalamnya keluarga. Pada masa puber mendambakan kasih
sayang, seperti halnya remaja lainnya, dan sering kali remaja menginginkan
kasih sayang yang lebih banyak karena ia merasa tidak bahagia dan tidak puas
dengan dirinya sendiri dan dengan kehidupannya. Keluarga menjadi tolak ukur
remaja dalam menilai kepuasan hidup. Pola asuh keluarga, serta peran ayah dan
ibu dalam keluarga merupakan salah satu yang mempengaruhi kepuasan hidup,
sehingga Hubungan dalam keluarga membentuk nilai-nilai pada remaja dalam
menentukan kepuasan hidup yang di alami pada masa remaja. Remaja yang merasa
puas dengan keadaan keluarga, baik secara pola asuh, peran ayah dan ibu,
keharmonisan keluarga, dan sebagainya menjadi prediktor kepuasan hidup remaja.
2.
Kepuasan terhadap Pertemanan Pada masa remaja, remaja cenderung
lebih banyak menghabiskan waktunya diluar rumah. Kecenderungan remaja dekat
dengan teman sebaya sangat tinggi. Hubungan pertemanan merupakan faktor paling
berpengaruh selama masa remaja. Dalam menentukan kepuasan hidup remaja dengan
hubungan pertemanan adalah dengan melihat kualitas hubungan yang terjalin
dengan sesama teman sebayanya (Hurlock, 2009).
3.
Kepuasan terhadap Pendidikan/sekolah Dalam masa remaja, sebagian
besar waktu remaja dihabiskan di sekolah. sekolah merupakan wadah siswa
menuntut ilmu sekaligus menyalurkan serta mengembangakan kemampuan, bakat,
Skill yang dimiliki remaja. Adanya keinginan remaja untuk mengembangkan potensi
dirinya di sekolah. Prestasi remaja di sekolah menjadi tolak ukur remaja telah
mencapai harapan, cita-cita, keinginan yang ingin diraih remaja tersebut.
Emmons dan Diener (Diener, Suh , & Oishi,1997) menyebutkan bahwa kepuasan
pada prestasi akademik merupakan prediktor yang kuat dalam menentukan kepuasan
hidup pada mahasiswa. Hurlock (2009) juga menyebutkan Prestasi juga merupakan
unsur dalam mengukur kebahagiaan.
4.
Kepuasan terhadap Lingkungan tempat tinggal Selain hubungan dengan
pertemanan, Remaja tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan tempat tinggal,
nilai-nilai serta aturan yang berlaku di lingkungannya membentuk remaja dalam
menentukan kepuasan yang dirasakan remaja, ketika remaja merasa aturan sesuai
dengan keinginnannya maka remaja merasa puas, namun ketika aturan-aturan yang
berlaku di lingkungan tempat lingkungannya banyak menuntut remaja, ada
kemungkinan remaja menjadi tidak puas dengan lingkungan tempat tinggalnya.
kepuasan remaja terhadap lingkungan tempat tinggalnya menjadi prediktor dalam
menentukan kepuasan hidup remaja.
5.
Kepuasan terhadap Diri sendiri Dalam tugas perkembangan remaja
adalah pencarian identitas diri. Kepuasan terhadap diri sendiri merupakan salah
satu hal yang penting dalam menentukan kepuasan hidup pada remaja. Remaja yang
merasa tidak puas dengan dirinya sendiri menjadikan kepuasan hidup remaja
tersebut menjadi rendah, sebaliknya ketika remaja mampu menjadikan dirinya
Pribadi yang diinginkan, Remaja cenderung memiliki kepuasan hidup yang lebih
tinggi. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa komponen dari
kepuasan hidup adalah: kepuasan terhadap keluarga, pertemanan, pendidikan,
kondisi lingkungan hidup, dan diri sendiri. Kepuasan hidup pada remaja
merupakan salah bentuk subjektive well-being. Mencapai subjektive well-being
berarti mencapai kepuasan hidup. kepuasan hidup pada remaja mencakup kemampuan
remaja dalam menilai puas atau tidaknya hidup. Kepuasan hidup pada remaja dapat
bersifat universal yang secara umum dirasakan oleh semua remaja, namun juga
dapat bersifat individual atau khusus, dimana kepuasan hidup yang didapatkan
berdasarkan pengalaman atau kejadian yang dialami semasa remaja (Huebner ,
2009).
Berdasarkan
kondisi pada masa remaja, kepuasan hidup pada masa remaja dipengaruhi berbagai
macam faktor. Baik dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya.
Kepuasan hidup pada remaja mencakup kemampuan kognitif remaja dalam menilai
puas atau tidaknya hidup yang dijalani oleh remaja. Bentuk kepuasan hidup
berdasar pada kondisi realitas dan keinginan yang ada dalam hidup remaja.
Realitas mencakup pada kenyataan-kenyatan berupa kejadian – kejadian yang dialami
oleh remaja. Sedang keinginan meliputi mimpi-mimpi, cita-cita dan harapan yang
ingin dicapai oleh remaja pada tahap remaja.
No comments:
Post a Comment