Psikologi Positif
Psikologi positif
merupakan suatu perspektif ilmiah yang lebih memandang manusia dari sisi-sisi
positif nya dibandingkan sisi negatifnya sehingga manusia dapat merasa lebih
bahagia, berharga dan mampu memaknai kehidupan mereka. Tiga tonggak utama
psikologi positif yaitu studi tentang emosi positif, studi tentang sifat-sifat
positif, terutama tentang kekuatan dan kebajikan, dan studi tentang
lembaga-lembaga positif yang mendukung kebajikan. Tujuan dari psikologi positif
adalah memberikan pandangan tentang manusia dari sisi lain, yaitu dengan cara
menampilkan sifat-sifat indah dari manusia.
Disabilitas Intelektual
Disabilitas
intelektual merupakan gangguan perkembangan saraf yang berbeda dari gangguan
neurokognitif yang ditandai dengan hilangnya fungsi kognitif namun individu
juga dapat didiagnosis dengan kedua cacat intelektual dan gangguan
neurokognitif sekaligus seperti
individu penyandang Down Syndrome yang juga mengidap Azheimer di kemudian hari.
disabilitas intelektual sebagai gangguan yang disebabkan gangguan perkembangan
saraf serta gangguan neurokognitif yang mengakibatkan penurunan/hilangnya
kemampuan kognitif.
Adapun definisi
disabilitas intelektual pada anak usia dini menurut Phil Foreman, antara lain:
1. Keterbatasan intelektual
2. Keterbatasan dalam beradaptasi dengan
lingkungan
3. Kurang optimal dalam periode
perkembangannya
Awalnya Penyandang disabilitas intelektual sering dipandang sebagai suatu bentuk penyimpangan, tidak diinginkan, dan bahkan dianggap kerasukan setan. Anak-anak dengan disabilitas intelektual seringkali ditolak masuk sekolah. Kalaupun mereka diberikan program sekolah, biasanya hanya di "sekolah khusus" lain yang terletak jauh dari gedung sekolah atau di dalam kelas terpisah, sehingga hanya sedikit interaksi dengan rekan-rekan mereka yang bukan penyandang disabilitas. Namun kemudian Pennsylvania Association for Retarded Children (PARC) mengajukan gugatan terhadap negara bagian Pennsylvania mengenai isu pengecualian siswa penyandang disabilitas di sekolah formal. Hasil gugatan ini memutuskan bahwa sekolah di negara bagian tersebut tidak lagi bisa mengecualikan siswa penyandang disabilitas dari pendidikan formal dan siswa penyandang disabilitas memiliki hak yang sama untuk mendapat pendidikan gratis dan tepat. Sama seperti di Indonesia, pada pendidikan terpadu, anak penyandang cacat
juga ditempatkan di sekolah umum namun mereka
harus menyesuaikan diri
pada sistem sekolah
umum. Seiring dengan perkembangan
dunia pendidikan, maka konsep
pendidikan terpadu pun
berubah menjadi pendidikan
inklusi.
Adapun Dykens menyebutkan lima gerakan
utama yang mengemukakan keterkaitan antara psikologi positif dan disabilitas,
antara lain:
1. Normalisasi dan Inklusi
2. Penentuan Diri
3. Kualitas Hidup
4. Kebahagiaan
5. Diagnosis Ganda
No comments:
Post a Comment